Menyiapkan Anak Selamat Dunia dan Akhirat

Oleh : Umi Mu’arifah, S.Kom., S.Pd

Begitu berharganya keberadaan anak, sehingga setiap orang tua akan melakukan apa saja untuk kebahagiaan dan kesuksesan anak. Seringkali orang tua kerja keras banting tulang, memeras keringat untuk anak yang dicintai, dan diharapkan akan menjadi kebanggaan orang tuanya kelak. Tentunya semua orang pasti menginginkan untuk memiliki anak salih-salihah. Maka, dalam hal ini Allah telah memperingatkan kepada hamba-Nya untuk menjaga dan mempersiapkan sebaik-baiknya anak mereka sebagai generasi penerus yang kuat, kokoh, tidak lemah. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Q.S. Annisa ayat 9: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”Ayat ini berisi peringatan bagi para orang tua untuk sebisa mungkin menyiapkan anak-anak mereka sebagai generasi penerus yang kuat, tidak lemah dan takut. Hal ini tidak hanya menyangkut masalah materil, tetapi juga immateril berupa akhlak, kecerdasan, dan berbagai macam keahlian dan keterampilan lainnya.

Kita perlu kenali, ciri ciri orang salih yang digambarkan oleh Allah Swt. dalam al-Qur’an yakni, ”Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang shalih” (Q.S. Ali Imran [3]: 113-114). Dari firman di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ciri-ciri orang shalihah antara lain:

  1. Biasa membaca al-Qur’an di waktu malam. Membaca al-Qur’an pada waktu pagi atau siang merupakan hal yang biasa. Namun, membaca pada pertengahan malam saat melaksanankan shalat malam (shalat tahajjud) adalah hal yang luar biasa. 
  2. Istiqomah mengerjakan qiyamul lail, hal ini pun diperkuat dengan sabda Nabi “Hendaklah kamu sekalian melaksanakan qiyamul lail, karena yang demikian itu telah menjadi kebiasaan orang-orang shalih (Nabi dan Rasul)” (H. Muslim).
  3. Beriman dan beramal salih.
  4. Menganjurkan berbuat baik. Namun, sebelum menganjurkan kepada orang lain, maka dirinya sendiri harus sudah mengerjakan kebaikan.
  5. Mencegah kemunkaran. Selain menganjurkan kepada kebaikan, orang shalih juga mempunyai tugas lainnya yaitu mencegah kemungkaran. Mencegah orang lain untuk berbuat mungkar biasanya lebih mudah daripada mencegah diri sendiri berbuat kemunkaran. 
  6. Bersegera dalam berbuat kebajikan.

Pertanyaannya adalah mengapa anak itu begitu penting dan berarti bagi orang tua? Dalam hal ini, kita bisa pahami bahwa anak adalah merupakan investasi bagi orang tua baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah Saw. bersabda: “Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya” (HR. Muslim).

Anak salih yang mendoakan kedua orang tuanya menjadi garansi/jaminan tidak terputusnya pahala orang tua meskipun mereka sudah meninggal dunia. Maka, orang tua mana yang tidak menginginkan investasi jangka panjang akhirat seperti ini dengan memiliki anak yang shalih? “Sesungguhnya yang paling baik dari makanan seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri. Dan anak merupakan hasil jerih payah orang tua.” (HR. Abu Daud no. 3528 dan An Nasa’i no. 4451). Ini berarti amalan dari anaknya yang salih masih tetap bermanfaat bagi orang tuanya walaupun sudah berada di liang lahat karena anak adalah hasil jerih payah orang tua yang pantas mereka nikmati. Mungkin hanya orang tua yang tidak memiliki kesadaran akallah yang tidak menginginkannya. Sedangkan, untuk investasi dunia, sudah jelaslah seorang anak yang shalih akan berterima kasih dan berbakti kepada kedua orang tuanya dengan segala macam cara. Ia tidak akan berbuat durhaka dan menyakiti kedua orang tuanya.

Dari Abu Hurairah ra. berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda “Sesungguhnya yang akan selalu menemani orang beriman adalah ilmu dan kebaikannya. Setelah matinya ada ilmu yang ia ajarkan dan ia sebarkan, begitu pula anak salih yang ia tinggalkan, juga ada di situ mushaf yang ia wariskan atau masjid yang ia bangun, atau rumah untuk ibnus syabil yang ia bangun, atau sungai yang ia alirkan, atau sedekah yang ia keluarkan dari hartanya ketika ia sehat dan semasa hidupnya. Itu semua akan menemaninya setelah matinya.” (HR. Ibnu Majah no. 242). Semoga Allah memberi taufik dan hidayah untuk terus memperbaiki keluarga kita. Wallahu a’lam bisshowab. (dari berbagai sumber)

Download App Sekolah

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman

Download App Sekolah

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman