Satukan Hati untuk Bumi yang Satu

Oleh: Rina Andy Utami, SS
Al-Qur’an adalah kitab petunjuk umat Islam dan rahmat Allah kepada manusia. Di dalam Al-Qur’an banyak disebutkan tentangbumi atau lingkungan hidup yang merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah. Bumisendiri pun diciptakan Allah untuk manusia. Manusia diberi hak untuk mengelola bumi gunamemenuhi kebutuhannya di mana kehidupan manusia memang sangat bergantung pada kekayaan bumi.

Manusia merupakan makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. Manusia sebagai wakil Allah berkewajiban untuk menjaga bumi. Manusia juga merupakan ciptaan Allah Swt. yang tertinggi dan sempurna. Manusia dikaruniai oleh Allah Swt. akal, nafsu dan hati nurani. Hati nurani inilah yang merupakan barometer baik atau buruknya pilihan hidup untuk bumiyang ditinggali.

“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung),” (HR. Bukhari dan Muslim).(hal).

Dan menjaga hati juga berarti menjaga bumi kita dari kerusakan. Jelas bahwa manusia tidak diperbolehkan merusak, melainkan harus memperlakukan bumi dengan kasih-sayang. Ikhtiar menjaga bumi salah satunya adalah menetapkan tanggal 22 April sebagai Hari Bumi. Hari bumi dicanangkan bukan tanpa sebab. Bumi kita semakin hari semakin tua. 

Kondisi bumi cukup memprihatinkan. Banyak pembangunan didirikan dengan merusak lingkungan dan mempersempit lahan hijau. Memang, Al-Qur’an menyebutkan bumi dan segala isinya dibuat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun karena kesombongan, keserakahan, kikir, dan segala bentuk penyakit hati lainnya menjadikan keseimbangan bumi terganggu. Sifat manusia yang serakah dengan memanfaatkan sumber daya dalam jumlah besar dan tidak terukur, dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup.

Manusia mencoba mengeksploitasi bumi sesuka hatinya seperti pembakaran hutan, penebangan pohon secara sembarangan, sampah yang menumpuk dan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan habitat ikan itu sendiri. Akibatnya sumber daya alam dan ekosistem menjadi tidak stabil. 

Jika manusia terlalu tamak meraup kekayaan dan membabi buta maka yang ditinggalkan hanyalah kerusakan. Seperti yang tersurat pada surat Ar-Rum [30] ayat 41-42, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.

Dan Allah akan menimpakan akibat buruknya kepada manusia sebagai teguran agar manusia kembali ke jalan yang benar.

Islam merupakan agama yang memandang penting akan tingkah laku seseorang terhadap lingkungan yang merupakan wujud dari keimanan Allah Swt. Sudah waktunya kita sadar dan bertindak untuk menyelamatkan bumi dari kehancuran karena sejatinya menjaga alam adalah amanah dari Allah SWT. 

Selain sebagai amanah, menjaga bumi juga bentuk amal salih manusia. Amal salih yang diinginkan adalah menciptakan kebaikan untuk sesama manusia dan alam sekitar. Amal salih harus diwujudkan sebagai usaha manusia untuk membawa bumi menjadi nyaman dan lebih baik.Amal salih juga akan menyelamatkan lingkungan dari kehancuran yang mutlak menjadi tanggung jawab kita semua. Sudah waktunya kita mengerahkan pikiran, perasaan, dan tindakan kita pada kelestarian alam. Kita tidak bisa menjaga alam sendiri tetapi perlu kesadaran, kerja sama, dan kebersamaan.

Rasulullah sebaik-baiknya teladan telah mengingatkan kepada kita untuk menjaga bumi dengan menjaga keseimbangan alamnya. Diantaranya, Rasullah menyerukan umatnya untuk menghijaukan kembali tanah yang tandus. Rasulullah juga meminta kita berhemat air ketika wudhudan tidak mengotori apalagi merusak lingkungan. 

Apa yang sudah disampaikan Allah SWT dalam Al-Qur’an dan pesan Rasulullah seharusnya cukup sebagai peringatan untuk kita agar tidak ceroboh dan lalai. Kewajiban kitalah untuk memperbaiki apa yang sudah terlanjur dirusak. Dan kewajiban kita pula, merawat apa yang masih ada. 

Sudah waktunya kita untuk bangun dan mulai memikirkan kelestarian bumi karena perubahan perilaku kecil dalam kehidupan sehari-hari seseorang bisa menjadi langkah besar menuju penyelamatan lingkungan untuk generasi mendatang.

Manusia sebagai rahmatan lil ‘alamin harus menjadi pelopor bagi pengelolaan alam dan lingkungan sebagai perwujudan dari rasa kasih sayang terhadap bumi. Manusia berkewajiban untuk menjaga bumi termasuk tumbuhan, hewan, serta makhluk hidup lainnya. Manusia adalah bagian dari bumi dan sewajarnya memiliki perasaan sepenanggungan dengan bumi semesta dan dengan sesama makhluk hidup lainnya. Sudah saatnya kita membantu dalam melestarikan bumisemesta. Dengan kekayaan ilmu dan pengetahuan Islam, kita diharapkan menjadi “sebaik-baiknya umat yang dikeluarkan di muka bumi” yang bertugas untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.Sejatinya, seorang muslim adalah pribadi yang beriman yang akan berbuat kebaikan untuk kemaslahatan lingkungannya. Allah telah memberikan kita anugerah yang begitu besar, yaitu bumi ini dengan segala isinya, yang patut kita jaga. Allah memberi kita kecerdasan dan hati yang harus disyukuri dengan berbuat baik, bukan membuat kerusakan tanpa berpikir panjang.  Marilah kita berpikir lebih bijak dan bertindak dengan positif demi kelestarian bumi. Semoga kehidupan kita bisa menjadi Rahmat bagi alam (rahmatanlil’alamiin) dan sebagai bekal kehidupan di akhirat kelak. Aamiin

Download App Sekolah

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman

Download App Sekolah

Nikmati Cara Mudah dan Menyenangkan Ketika Membaca Buku, Update Informasi Sekolah Hanya Dalam Genggaman